Sabtu, 30 April 2011

Perkembangan Radio web 2.0

Lembaga penyiaran radio di Indonesia berkembang dengan pesat. Khususnya di Bandung yang wilayahnya relatif sempit dipenuhi oleh lebih dari 50 stasiun radio.

Berdasarkan survey AC Nielsen, jumlah pendengar terbanyak di Indonesia berada di kota Palembang. Sedangkan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya pendengarnya relatif tidak terlalu banyak dibandingkan kota Palembang. Hal ini dipengaruhi oleh pernyebaran produk di kota-kota tersebut.

Tak hanya jumlah pendengar yang terus berkembang, radio-nya sendiri pun berkembang, dengan bertambahnya radio jaringan dari luar kota, seperti di Bandung, banyak sekali radio jaringan dari luar kota yang masuk ke kota Bandung, seperti El Shinta, Trijaya, Global, dll. Hal tersebut merupakan salah satu bukti ketatnya persaingan radio, khususnya di kota Bandung yang wilayahnya relatif kecil namun dipenuhi oleh lebih dari 50 frekuensi radio, sehingga pada beberapa tahun yang lalu, terjadi pergeseran frekuensi radio.

Selain itu, radio dengan pendengar paling banyak adalah radio ber-format dangdut diantaranya adalah radio Dahlia, Rama, dan Cosmo, disusul oleh radio anak muda. Jika ditinjau kembali, sebagian besar radio di kota Bandung adalah radio berformat dewasa, radio dangdut hanya sebagian kecil. Dapat saya simpulkan bahwa industri radio dangdut di Bandung masih menyipan potensi yang bagus karena masih sedikitnya radio dangdut di Bandung. Hal ini merupakan salah satu teknik marketing "blue ocean", dimana mencari peluang dalam suatu bidang yang masih belum banyak.

Seiring dengan perkembangan zaman, radio yang saya jelaskan tadi, yaitu radio swasta yang bersiaran dengan menggunakan frekuensi FM kini berkembang dengan siaran live streaming internet. Kini, radio-radio streaming online tersebut dapat didengarkan melalui media internet, jadi mendengarkan radio tak perlu menggunakan perangkat radio analog lagi.

Tak hanya sekedar streaming, beberapa radio swasta tersebut juga menggunakan teknologi web 2.0 dimana dalam situs radio tersebut tersedia konten-konten siaran yang telah disimpan sebelumnya, sehingga kita dapat menikmati konten tersebut tidak secara live kapapun kita mau.

Selain radio swasta yang berkembang menggunakan teknologi web 2.0 terdapat juga radio personal. Terdapat beberapa perbedaan antara radio personal dengan radio swasta. Meskipun sama-sama menggunakan web 2.0 tetapi terdapat beberapa perbedaan dalam cara pengelolaannya. Radio swasta dikelola oleh crew radio itu sendiri dan live streamingnya live, sedangkan radio personal dikelola oleh perseorangan, steamingnya berupa taping dan belum berjalan dengan baik karena radio personal ini masih tergolong baru dan masih beberapa situs yang baru beroperasi salah satunya adalah harleyradioshow.com.

Dengan berkembangnya radio dengan teknologi web 2.0 maka berkembang pula habits dari dari khalayak pendengar itu sendiri. Radio web 2.0 dapat diakses melalui jaringan internet dengan menggunkan media PC, Laptop, Ipad, handphone android, serta perangkat tablet lainnnya. Dengan mudahnya mengakses radio menggunakan media tersebut, kini khalayak dapat menikmati siaran rado dimana saja, karena media yang digunakan sangat menunjang mobilitas khalayak, kapan saja, karena dengan teknologi web 2.0 khalayak dapat mendengarkan konten radio tidak secara live karena sudah disediakan rekaman konten tersebut.

Menurut saya, persaingan radio di era konvergensi mendatang akan semakin ketat karena kini media yang ada membuka peluang bagi perseorangan untuk membuat radio sendiri tanpa biaya yang mahal yaitu teknologi web 2.0. Untuk membuat radio sendiri tidak dibutuhkan biaya yang banyak, dengan bermodalkan computer dan jaringan internet saja, setiap orang dimungkinkan memiliki stasiun radio sendiri. Oleh karena itu, persaingan radio akan semakin ketat dengan adanya radio personal.

Karena persaingan yang ketat, maka akan terjadi fenomena menang-kalah. Dalam artian akan ada stasiunradio yang sukses dan gagal. Karena tak dapat dipungkiri bahwa khalayak semakin hari semakin pintar dan kritis sehingga radio dengan kualitas yang dibawah akan mati, apalagi radio personal yang pengelolanya belum tentu memiliki ilmu broadcasting yang cukup, sedangkan radio yang memiliki kualitas akan maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar